Penyakit Hernia
Penyakit Hernia Kenali Gejala, Penyebab Dan Pengobatannya

Penyakit Hernia Kenali Gejala, Penyebab Dan Pengobatannya

Penyakit Hernia Kenali Gejala, Penyebab Dan Pengobatannya

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Penyakit Hernia
Penyakit Hernia Kenali Gejala, Penyebab Dan Pengobatannya

Penyakit Hernia Adalah Kondisi Medis Di Mana Organ Dalam Tubuh, Seperti Usus, Terdorong Melalui Titik Lemah Atau Celah Pada Dinding Otot. Hal ini menyebabkan tonjolan yang biasanya terlihat di permukaan kulit, terutama saat penderita berdiri, batuk, atau mengangkat benda berat. Hernia paling sering terjadi di daerah perut, namun dapat pula muncul di bagian tubuh lain, seperti selangkangan, paha, atau pusar. Beberapa jenis hernia yang umum termasuk hernia inguinalis (di lipatan paha), hernia umbilikalis (di sekitar pusar), hernia femoralis (di bagian paha atas), dan hernia hiatus (di area diafragma).

Penyebab Penyakit Hernia bisa bermacam-macam, biasanya di sebabkan oleh kombinasi antara kelemahan otot dan tekanan berlebihan pada bagian tubuh tertentu. Kelemahan otot ini bisa bersifat bawaan sejak lahir atau berkembang seiring bertambahnya usia. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko hernia antara lain mengangkat benda berat tanpa teknik yang benar, batuk kronis, konstipasi, obesitas, serta kehamilan. Risiko hernia juga lebih tinggi pada orang yang sering melakukan aktivitas fisik berat atau olahraga yang memberi tekanan tinggi pada bagian perut.

Gejala hernia bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi hernia. Secara umum, tanda-tanda hernia mencakup adanya benjolan yang bisa dilihat atau dirasakan di bawah kulit, nyeri atau ketidaknyamanan di area tonjolan, serta perasaan penuh atau berat di perut. Pada beberapa kasus, hernia mungkin tidak menimbulkan gejala yang signifikan pada awalnya, tetapi dapat memburuk seiring waktu jika tidak ditangani. Jika hernia tidak di rawat, kondisi ini bisa mengarah pada komplikasi serius, seperti strangulasi, di mana aliran darah ke organ yang terjebak terputus dan menyebabkan jaringan tersebut mati.

Penanganan Penyakit Hernia tergantung pada ukuran, jenis, dan seberapa besar gangguan yang ditimbulkan. Untuk kasus hernia kecil atau tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin akan menyarankan pemantauan berkala. Namun, pada hernia yang lebih besar atau yang menimbulkan nyeri, operasi menjadi pilihan utama.

Gejala Penyakit Hernia Yang Paling Sering Muncul

Gejala hernia bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi hernia, namun ada beberapa tanda umum yang dapat membantu mengenali kondisi ini. Berikut adalah beberapa Gejala Penyakit Hernia Yang Paling Sering Muncul:

Benjolan atau Tonjolan yang Terlihat di Bawah Kulit

Salah satu gejala paling umum dari hernia adalah munculnya benjolan atau tonjolan di area yang terkena, seperti perut, pusar, atau selangkangan. Tonjolan ini mungkin semakin terlihat saat penderita berdiri, batuk, atau mengangkat benda berat, dan dapat menghilang atau mengecil saat berbaring.

Rasa Nyeri atau Ketidaknyamanan

Banyak penderita hernia mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di area hernia, terutama saat melakukan aktivitas fisik. Nyeri ini dapat berupa sensasi terbakar, tajam, atau terasa penuh di sekitar area tonjolan. Pada hernia inguinalis, nyeri bisa menjalar ke bagian paha atau selangkangan.

Perasaan Berat atau Tertekan di Area Perut

Hernia juga dapat menyebabkan perasaan berat, penuh, atau tertekan di perut atau di sekitar area yang terdampak. Beberapa orang juga mengalami kembung atau sembelit akibat tekanan hernia pada organ dalam.

Mual atau Muntah (pada Hernia Terjepit)

Jika hernia menyebabkan bagian organ dalam terjepit, kondisi ini bisa menimbulkan gejala serius seperti mual, muntah, hingga sakit perut parah. Kondisi ini di sebut strangulasi dan merupakan keadaan darurat yang memerlukan perawatan medis segera untuk mencegah kerusakan jaringan akibat aliran darah yang terputus.

Gejala hernia bisa ringan atau tanpa keluhan awal, namun jika dibiarkan, hernia bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab Dan Faktor Risiko Utama Hernia

Hernia terjadi ketika ada kelemahan pada dinding otot atau jaringan yang memungkinkan organ atau jaringan internal terdorong keluar dari tempatnya semula. Penyebab hernia biasanya melibatkan kombinasi antara kelemahan otot dan tekanan berlebih pada bagian tubuh tertentu. Berikut adalah beberapa Penyebab Dan Faktor Risiko Utama Hernia:

Kelemahan Otot yang Bawaan atau Bertambah Seiring Usia

Beberapa orang mungkin memiliki titik lemah pada otot atau jaringan tubuh yang sudah ada sejak lahir (bawaan), sehingga mereka lebih rentan mengalami hernia. Pada banyak kasus, kelemahan otot ini bisa semakin bertambah seiring bertambahnya usia, terutama jika seseorang kurang menjaga kekuatan otot tubuh atau sering mengangkat beban berat.

Aktivitas Fisik Berat atau Mengangkat Beban Tanpa Teknik yang Benar

Tekanan berlebih pada area perut akibat mengangkat benda berat atau aktivitas fisik yang terlalu intens bisa memicu hernia, terutama jika di lakukan tanpa postur dan teknik yang benar. Ketika tekanan ini terjadi pada otot atau jaringan yang lemah, risiko munculnya hernia menjadi lebih tinggi.

Batuk Kronis atau Bersin yang Berulang

Batuk yang terus-menerus, seperti yang sering di alami penderita asma atau bronkitis kronis, bisa menyebabkan tekanan berulang pada otot perut, yang dapat memicu hernia. Begitu juga dengan bersin yang terlalu sering, terutama jika terjadi pada orang dengan kelemahan otot di area perut atau selangkangan.

Konstipasi Kronis dan Mengejan Berlebihan saat Buang Air Besa

Konstipasi atau sembelit kronis sering menyebabkan seseorang mengejan keras saat buang air besar. Aktivitas ini memberikan tekanan tambahan pada dinding perut dan, seiring waktu, bisa melemahkan otot atau jaringan, sehingga meningkatkan risiko hernia.

Kehamilan

Kehamilan memberi tekanan signifikan pada dinding perut, terutama di bulan-bulan terakhir. Otot-otot perut meregang untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan janin, yang dapat menyebabkan kelemahan dan memicu hernia, terutama jika ada aktivitas berat selama atau setelah kehamilan.

Metode Pengobatan Hernia Yang Umum

Pengobatan hernia tergantung pada ukuran, lokasi, dan tingkat keparahannya. Pada beberapa kasus, hernia kecil yang tidak menimbulkan gejala signifikan mungkin hanya memerlukan pemantauan berkala. Namun, hernia yang lebih besar atau menyebabkan nyeri umumnya memerlukan intervensi medis. Berikut adalah beberapa Metode Pengobatan Hernia Yang Umum:

Observasi atau Pemantauan Berkala

Jika hernia kecil dan tidak menimbulkan gejala atau ketidaknyamanan, dokter mungkin menyarankan pemantauan secara berkala. Ini terutama berlaku pada kasus hernia umbilikalis pada bayi yang sering kali dapat hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.

Pemakaian Penyangga atau Penahan Hernia

Untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan pada hernia kecil, beberapa pasien menggunakan penyangga hernia khusus (hernia belt). Alat ini berfungsi menahan tonjolan hernia agar tetap pada tempatnya. Namun, alat ini bukan solusi permanen dan hanya digunakan sebagai penahan sementara untuk mengurangi gejala atau sebagai pendukung sebelum menjalani operasi.

Operasi Hernia

Operasi merupakan metode pengobatan utama untuk hernia yang berukuran besar atau menyebabkan gejala seperti nyeri, mual, atau gangguan aktivitas. Ada dua jenis operasi hernia yang umum dilakukan:

  • Herniorafi: Prosedur ini melibatkan penjahitan jaringan yang lemah dan menempatkan organ kembali pada posisi normal. Herniorafi umumnya di lakukan pada hernia yang lebih kecil atau sederhana.
  • Hernioplasti (Lapisan Mesh): Dalam prosedur ini, area yang lemah di perkuat dengan menambahkan lapisan jaring sintetis (mesh) untuk mencegah hernia kambuh. Hernioplasti sering di gunakan pada hernia yang lebih besar atau hernia yang berisiko kambuh.

Laparoskopi

Laparoskopi adalah teknik bedah minimal invasif di mana dokter menggunakan kamera kecil (laparoskop) dan instrumen bedah untuk memperbaiki hernia. Metode ini melibatkan sayatan kecil sehingga pemulihannya lebih cepat dan bekas luka lebih minim dibandingkan dengan operasi terbuka. Laparoskopi umumnya direkomendasikan untuk hernia yang lebih kompleks atau pada pasien yang memiliki riwayat hernia kambuh. Itulah tadi beberapa pengobatan dari Penyakit Hernia.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait